Speak UP

"Diam tidak selalu emas"- gitasav

Kalimat ini pasti ada pro kontranya. 
Gue lebih suka diam tapi, buat hal-hal tertentu i will speak up. 
Dan sekarang gue mau speak up tentang hal yang selalu gue omongin "perubahan".
Gue termasuk orang yang sangat percaya orang bisa berubah. Selagi itu ada kemauan, kesempatan, dan waktu. Tapi banyak orang yang menilai gue, "ko lu jadi kesannya nuntut orang buat berubah", "gasemua orang nurutin apa yang lu mau", "itu hidup orang gausah diurusin" dan masih banyak lagi. 

Hal pertama yang pengeng gue bilang. Gue gapernah memaksa kalian untuk berubah. Mengubah diri kalian jadi orang lain. Mengubah zona nyaman kalian. Jungkir balikin sifat kalian jadi 180 derajat. oh men gue juga gamau kali ngelakuin hal itu ke diri gue sendiri. Dasaran gue cuma 1, setiap orang tiap waktunya dikasih kesempatan. Untuk lebih baik pastinya. Gue yakin setiap orang punya pemikiran buat jadi lebih baik. Entah sekecil apapun. Mulai dari bangun tidur lebih awal. Sampai menjaga omongan supaya ga nyakitin orang lain. Itu sebuah perubahan, bukan buat mengubah diri kita. Tapi, memperbaiki.

Oke gue coba jelasin pelan-pelan. Gue punya prinsip "Love your self and be your best self". Kalimat ini baru gue terapin perlahan sejak pindah ke Malang. "love your self", pertama kali ke Malang, gue sendirian. Ga ada orangtua, saudara kandung gue, kucing gue, sohib di Tangerang. Intinya gue sendirian. Mereka itu sumber buat gue senang selama 18 tahun. Gue pindah ke Malang ya berarti gue harus gimana pun caranya senengin diri gue sendiri. Mindset itu gue lakuin di semester pertama kuliah. Apa-apa gue sendiri. Sampe makan keluar aja gue sendiri. Bukan karena gue gapunya temen ya. Karena menurut gue itu sumber kesenangan gue saat itu. Masih inget gue sering diledekin sama orang-orang, tapi ya bodoamat "i love it". 

Dan sampai akhirnya gue sampai di satu titik. Kenapa gue malah seneng sendirian gini ya? Gue pindah ke Malang bukan buat jadi orang yang hidup di dunia sendiri. Daridulu gue itu emang lebih suka apa-apa sendiri selagi gue bisa. Kaya gamau nyusahain orang dan lebih cepet "efisien". Dan suatu saat gue mikir, kayanya gue gabisa begini terus. Jadi orang yang apa-apa sendiri begini. Seperti gue gabutuh oranglain. Seperti gue ga menghargai keberadaan mereka. Dan gue berpikir kayanya gue harus mencoba merubah habit itu. Salah satunya itu makan bareng temen-temen kuliah gue. Dari situ kita bisa ngobrol-ngobrol banyak. Darisitu gue bisa kenal karakter mereka. Gue itu doyan pelajarin karakter orang, supaya bisa menghargai mereka. Walaupun gue belom expert sih, masih suka meleset.

Dari awal itu, gue jadi lumayan akrab sama temen-temen gue di arsi. Mulai yang seangkatan maupun senior. Tapi kalo senior itu sih baru mulai dari gue ikut panitia probin deh jadi kenal banyak senior. Semenjak itu, gue menkoreksi "love your self" itu supaya lebih luas jatuhnya. Gimana ya kata-katanya, orientasi your self gue udah ga berkonteks di diri gue lagi, di dunia gue. Tapi naik tingkat ke arah orang banyak, ke sekitar gue. Menurut gue itu suatu perubahan. Bukan perubahan yang mengubah diri gue 180 derajat. Dan perubahan gue ini juga ditemani seseorang yang bantuin gue supaya keluar dari zona nyaman gue itu. Thanks to you, peran anda besar di hidup saya. Sungguh.

Lanjut ke “be your best self”.
Awalnya sih prinsip hidup gue masih sekedar “be your self”. Gue  itu orang yang sangat amat mageran, jatuhnya gue jadi orang yang pendiam. Gue diam akan banyak hal. Yang bikin parah itu, kemageran gue ini bikin gue berharap semua orang mengerti gue, tanpa perlu gue beri tahu mereka. Gue juga termasuk orang yang pemikir, gue terlalu futuristic yang jatuhnya malah musingin hidup gue. Dan gue pikir yaudah ini sifat gue, kalau orang-orang bosen dan gasuka ya silahkan. Buat apa gue dengerin, buat apa gue pikirin. Gue termasuk orang yang males denger omongan orang, komentar orang. Kaya mereka ngerti aja tentang gue, sok menilai gue.
Parah kan? Saking be my self nya, gue jadi orang yang terkesan berdiri sendiri dan ga butuh orang lain. Sebenernya nyokap sering banget bilang sama gue, “Gimana orang mau ngerti kamu kalau kamu aja ga pernah bilang ke mereka. Kita kan manusia.” Pernah ada suatu kejadian pas awal kuliah yang bikin gue diam dan mikirin semuanya. Apa gue emang sesalah itu? Ko gue begini amat sama diri gue sendiri dan sama orang lain. Gue gamau seumur hidup begini terus. Jadi orang yang diam dan menunggu orang untuk datang buat tarik gue. Mulai darisana gue intropeksi.

Gue itu sering banget jadi tempat cerita orang lain, dan gue suka dengerin dan kasih mereka nasehat. Sering banget gue mikir, apa enaknya sih cerita ke orang? Gimana caranya munculin rasa percaya ke orang lain buat tahu tentang kita. Di titik itu gue mulai coba buat bagi cerita ke orang. Emang ga banyak sih. Karena ya itu, gue susah buat percaya sama orang. Jadi bersyukurlah kalian yang sering gue ceritain berarti kalian orang baik dan terpercaya. Semoga kalian panjang umur buat terus nemenin gue ya hehehehe

Ada lagi, ini yang orang suka salah tangkep. “gue ga suka buang-buang waktu”, itu kalimat yang sering banget gue ucapin. Konteks buang waktu di sini yang bikin gue rugi jatuhnya ke hal negative. Tapi, ada satu orang yang salah tangkep dengan kalimat gue itu. Dia anggap waktu gue sama dia itu bagian dari buang-buang waktu yang berkonotasi jelek. Mungkin ini emang telat gue klarifikasinya, buang-buang waktu sama dia itu adalah hal terfavorit dalam hidup gue sejauh ini. Gue bisa jadi diri gue, yang bener-bener gue. Be my best self. Buang-buang waktu sama dia bikin gue seneng dan selalu nagih. Buang-buang waktu sama dia selalu buat gue semangat buat kembali ngelakuin rutinitas gue. Jadi kalo sama dia jatuhnya bukan buang-buang waktu, tapi menikmati waktu.

Tapi sebenernya gue belom jadi my best self sih sampai detik ini. Gue masih terus berusaha. Berusaha untuk menunjukan diri gue yang sebenernya. Gue masih berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Gue masih berusaha buat maafin kesalahan gue dan orang-orang. Gue masih berusaha buat mensyukuri semua yang gue miliki sekarang. Gue masih berusaha untuk ga terlalu over thinking. Gue masih berusaha untuk percaya sama diri gue dan orang lain. Dan masih banyak lagi yang gue usahakan. Tapi intinya, gue masih terus berusaha buat berubah selagi masih dikasih waktu. Bukan berubah yang mengubah diri gue 180 derajat. Tapi, mengubah diri gue untuk menjadi lebih baik. Dan gue pengen banget mengajak orang-orang penting dalam hidup gue buat bersamaan melangkah bersama. Ga perlu buru-buru. Nikamati saja setiap waktunya. Setiap perubahan yang ada. Mungkin gue pernah pikir terlalu jauh dan salah mengungkapannya ke kalian. Kalau gue ada salah kata dan perbuatan gue minta maaf. Tapi, satu yang harus kalian ingat. Gue gamau kehilangan orang-orang penting di hidup gue. Dan tenang, gue juga gaakan pernah pergi kemanapun.


Berani berubah, berani intropeksi diri, berani untuk ngurangin mikir hal negative, berani buat percaya di depan pasti lebih baik dari hari ini, berani untuk percaya diri sendiri. Bismillah mari bareng-bareng buat jadi lebih baik 😊

Comments

Popular posts from this blog

About Me

Let's Find The Answer

Satnite Pertama - Juni